Bahaya LGBTQ+, Eksploitasi Anak dan Peran Illuminati Mengaburkan Gender

Konspirasi

Fenomena LGBTQ+ akhir-akhir ini sudah sepatutnya meresahkan para orang tua ketika fenomena ini kembali dipromosikan di berbagai media, baik di film maupun di sosial media. Bahayanya, fenomena ini tidak hanya dipromosikan melalui media dan film melalui tokoh yang diidolakan anak-anak saja, namun juga melalui gerakan dan lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan LGBTQ+ dengan mengatasnamakan hak asasi manusia (HAM).

Apa Itu LGBTQ+ ?

Menurut Human Rights Campaign, LGBTQ+ adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer. Sedangkan tanda “+” pada LGBTQ+ adalah untuk mengenali orientasi seksual dan identitas gender tanpa batas. Istilah Q (queer) digunakan untuk mengekspresikan bahwa seksualitas dan gender bisa menjadi hal yang membingungkan dan berubah seiring waktu serta tidak sesuai dengan identitas seperti laki-laki, perempuan, gay, dan lainnya.1

Macam-macam jenis simbol dan bendera LGBTQ+. (Sumber : sfchronicle.com/projects/2021/lgtbq-flags)

Urgensi Bahaya LGBTQ+

Salah satu ultimate goal (tujuan akhir) agenda satanic LGBTQ+ ini adalah untuk mengaburkan gender, siapapun manusia bebas memilih kelamin dan orientasi seksual kepada lawan jenisnya, termasuk homoseksual. Dengan begitu pertumbuhan penduduk akan berkurang dengan sendirinya, itulah kenapa agenda ini sejalan dengan agenda depopulasi. 

Salah satu tokoh LGBTQ+ dan seorang homoseksual, Lil Nas X berpenampilan nyeleneh. Ia berpose seperti ibu hamil dalam rangka perayaan debut album Montero di bulan September 2021

Agenda satanic LGBTQ+ ini bukanlah omong kosong, tokoh-tokoh yang dipromosikan dalam gerakan LGBTQ+ ini bukanlah saja orang-orang yang berusia dewasa, melainkan anak-anak di bawah umur yang menjadi contoh dan ditonton oleh anak-anak. 

Dan yang paling bahayanya lagi bahwa kampanye LGBTQ+ ini didanai oleh lembaga-lembaga top seperti UNDP dibawah PBB dan juga USAID bersama lembaga think tank RAND Corporation mendanai LSM-LSM di Indonesia melalui The Asia Foundation. Di mana sumber dana mereka mengkrucut kepada salah satu dari 13 keluarga illuminati, yaitu keluarga Rockefeller melalui Rockefeller Foundation.

LGBTQ+ & LSM Liberal Indonesia Didanai UNDP, USAID & The Asia Foundation

Menurut MENKO POLHUKAM Mahfud MD, kampanye LGBT ini tidak berjalan dengan sendirinya. United Nations Development Programme (UNDP) dibawah PBB, membiayai gerakan LGBT di tanah air sejak 2014 lalu. Mereka menyediakan dana untuk melakukan kegiatan LGBT di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

UNDP menjalin kemitraan regional dengan Kedutaan Swedia di Bangkok, Thailand dan USAID. Dana sebesar US$ 8 juta (sekitar Rp 108 miliar) dikucurkan dengan fokus ke empat negara yang sebagian besarnya memiliki jumlah penduduk terpadat di dunia, seperti Indonesia, China, Filipina dan Thailand.2

Mahfud menegaskan walaupun pembiayaan tersebut resmi, Indonesia tak boleh tinggal diam. Perlawanan terhadap pembiayaan itu merupakan hal yang perlu dilakukan, tegasnya.3

Namun, jauh sebelum 2014, USAID (Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat) dan RAND Corporation membenarkan bahwa mereka juga mendanai gerakan-gerakan liberal yang bertentangan dengan dasar-dasar nilai agama, khususnya agama Islam melalui The Asia Foundation yang didanai sebesar 10 juta dollar AS di tahun 2007.4 

Dalam dokumen RAND Corporation di tahun 2007 berjudul Building Moderate Muslim Networks yang dibuat oleh Angel Rabasa dan timnya, di situ dijabarkan bahwa mereka mendanai LSM-LSM liberal di Indonesia melalui The Asia Foundation, salah satunya ialah Jaringan Islam Liberal (JIL) yang kala itu di bawah koordinator Ulil Abshar Abdalla. Bahkan RAND Corporation dalam dokumennya menyebutkan bahwa ulama-ulama di dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membuat fatwa di tahun 2005 tentang pluralisme, liberalisme dan sekularisme yang bertentangan dengan ajaran Islam pun dicap radikal.5

Follow The Money 

Lalu, dari mana sumber dana UNDP sendiri? masihkah kita bisa menaruh harapan kepada PBB? Kantor PBB di New York sendiri dibangun di atas tanah hibah milik The Rockefeller Foundation beserta ATK-ATK-nya.6  Tidak percaya? silahkan baca sendiri dokumen Annual Report The Rockefeller Foundation tahun 1945, linknya alfakir sertakan di akhir tulisan.

Daftar Isi Annual Report Rockefeller Foundation tahun 1945, selain memberikan sumbangan kantor PBB, mereka juga mendanai Universitas, lembaga riset, saintis dan praktisi di CFR (Dewan Hubungan Luar Negeri) yang merupakan lembaga swasta yang mendikte kebijakan-kebijakan luar negeri AS
Trygve Lie, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, menerima sumbangan dari John D. Rockefeller III atas nama ayahnya, John D. Rockefeller dengan cek senilai $8,500,000 untuk pembelian 6 blok di situs Manhattan East River di mana tempat PBB membangun markas besar. Walikota Kota New York, William O’Dwyer terlihat di sebelah kiri Mr. Lie yang menandatangani, sedangkan Rockefeller Jr. disebelah kanannya.

Bahkan sampai sekarangpun UNDP dan komunitas LGBTQ+ masih mendapatkan kucuran dana hibah dari The Rockefeller Foundation.7-8 Keluarga Rockefeller ini adalah 1 dari 13 keluarga illuminati yang pernah alfakir tulis sebelumnya. InsyaAllah pembahasan 13 keluarga illuminati ini lebih komprehensif akan di bahas di lain kesempatan.

John D. Rockefeller IV (Jay Rockefeller) saat ini ia adalah seorang praktisi dan ahli di bidang Cybersecurity & Intelijen di CFR (Council on Foreign Relations). Sumber : cfr.org/expert/john-d-rockefeller-iv

Bukan illuminati namanya jika tidak menggunakan strategi-strategi intelijen karena mereka memang dari abad renaissance dikenal sebagai kelompok akademisi, kelompok illuminati menggunakan proxy atau boneka dalam menjalankan agendanya. Jika mereka menggunakan Greta Thunberg untuk mempromosikan agenda perubahan iklim (climate change), illuminati memiliki Zendaya, Hunter Schafer dan Desmond Napoles untuk mempromosikan LGBTQ+ di kalangan remaja dan anak-anak, sebenarnya masih banyak lagi anak di bawah umur lainnya, namun alfakir batasi pembahasan kepada mereka saja.

Zendaya dan Hunter Schafer di Euphoria

Salah satu film LGBTQ+ yang saat ini lagi hits adalah Euphoria yang diperankan oleh Zendaya, kekasih Tom Holland dalam film Spider-Man No Way Home. Di dalam film ini Zendaya berperan sebagai Rue Bennett, seorang pecandu narkoba dan lesbian yang memiliki pasangan bernama Jules Vaughn. 

Euphoria kini menjadi film di HBO kedua yang paling banyak ditonton sepanjang masa setelah Game of Thrones dengan lebih dari 6 juta pemirsa per minggu. Video dan meme acara tersebut sangat viral, terutama di TikTok, media sosial favorit anak-anak dan remaja. Bintang acara ini sekarang menjadi selebriti besar dan diikuti oleh banyak penggemar dari kaula muda.

Di menit-menit pertama film Euphoria, Rue menghirup bubuk pil narkoba di sebuah pesta.

Di awal seri, Rue menyatakan bahwa dia menderita kecemasan, OCD, dan gangguan bipolar. Kemudian, dia sangat tertekan sehingga dia bahkan tidak bisa berjalan ke kamar mandi dan berakhir di rumah sakit. Adegan itu memperjelas satu hal: Hanya obat-obatan yang bisa membawa kelegaan bagi Rue. Lalu ia mengatakan.

“Ini dia. Ini adalah perasaan yang saya cari sepanjang hidup saya, selama yang bisa saya ingat. Karena tiba-tiba, dunia menjadi sunyi dan saya merasa aman di kepala saya sendiri”.

Kemudian Rue menyanyikan pujian kepada narkotika.

“Tidak ada di dunia ini yang mendekati opiat. Vicodin ES 7.5 yang bagus. F*ck. Tapi jujur, hal terbaik yang pernah saya miliki adalah Fentanyl. Dan tidak ada satupun di planet Bumi yang sebanding dengan Fentanyl”.

Fentayl adalah obat yang banyak disalahgunakan untuk tujuan kesenangan, kadang dicampur dengan heroin, kokain, atau metamfetamin, tindakan ini berpotensi menyebabkan overdosis mematikan.

Rue bersama Jules, pasangan lesbinya dalam film Euphoria

Jules Vaughn diperankan oleh Hunter Schafer, seorang model transgender dan aktivis LGBTQ+. Pada tahun 2017, Vogue Remaja mendaftarkan Schafer ke dalam daftar “21 Under 21” dan diberikan wawancara dengan Hillary Clinton. 

Schafer telah menjadi model untuk Prada, Dior, Miu Miu, Calvin Klein, Rick Owens, Helmut Lang, Tommy Hilfiger, Thierry Mugler, Coach, Maison Margiela, Vera Wang, Marc Jacobs, Versus Versace, Emilio Pucci, Ann Demeulemeester dan Erdem. Dengan kata lain, illuminati sangat tepat menjadikan Schafer yang begitu populer dan digemari anak-anak muda untuk menjadi pasangan lesbian Rue di film Euphoria.

Hunter Schafer di acara fashion Met Gala 2021. Schafer berpenampilan seperti layaknya orang yang kerasukan setan.
Drake Produser Eksekutif dibalik Euphoria

Euforia bukan sekedar drama edgy yang mengangkat isu-isu remaja seperti narkoba dan seksualitas saja, pemeran remaja di Euphoria juga diajarkan berdandan dan berpose ala orang dewasa dengan cara yang melenceng dan berbahaya. Produser eksekutif dibalik Euphoria adalah Drake, ia jugalah yang mendandani dan merawat gadis remaja berusia 14 tahun Millie Bobby Brown, pemeran Eleven dalam film Stranger Things di Netflix.9 Pembuatan fillm Stranger Things ini sebenarnya diambil dari kisah nyata yang menggambarkan dampak buruknya project MK ULTRA (proyek kontrol pikiran CIA).

Eleven dalam film Stranger Things di Netflix

Pada Januari 2022, D.A.R.E. (Program Pendidikan Resistensi Penyalahgunaan Narkoba) merilis statement mengenai bahaya film Euphoria yang menyalahgunakan narkoba, candu, seks, kekerasan dan perilaku destruktif lainnya pada anak-anak remaja. D.A.R.E. juga menyayangkan bahwa HBO telah menyebut acara tersebut sebagai sebuah terobosan.10

Desmond Napoles, LGBTQ+ dan Eksploitasi Anak di Bawah Umur

Desmond Napoles (Desmond is Amazing) adalah pemain drag berusia 11 tahun yang menjadi terkenal karena penampilannya di televisi nasional, majalah mode, dan acara terkait LGBTQ+. Dia menjadi viral karena video menari di parade gay.

Desmond menari di parade kebanggaan gay sejak usia 8 tahun

Menurut situs resminya desmondisamazing.com, Desmond adalah “pemain Drag Kid, advokat LGBTQ+ yang dianugerahi, pemuda gay yang blak-blakan, model editorial, pembicara publik, pendiri drag house, perancang busana dan seorang yang menginspirasi”.

Terlepas dari gelar yang ia akui itu, banyak yang menganggap seluruh tindakan Desmond tidak lebih dari pelecehan dan eksploitasi anak oleh orang-orang yang tidak bermoral. Kontroversi seputar Desmond memicu perdebatan sengit di media-media online.

Namun, ada sebuah fakta yang mengejutkan mengenai riwayat Desmond ketika ia menjadi gay, ibu Desmond sendiri (Wendylou Napoles) mengakui bahwa Desmond menjadi gay ketika ia berusia dua tahun di kala ia sering menonton acara RuPaul’s Drag Race, acara LGBTQ+ yang sekarang tayang di Netflix dan bisa ditonton oleh segala usia dan gender.11

Acara LGBTQ+ Drag Race RuPaul di Netflix yang mengubah Desmond menjadi seorang gay

Pasca Desmond menari di acara parade gay, media elit global menambah rekam jejak eksploitasi anak di bawah umur dengan memblow up Desmond menjadi tokoh LGBTQ+ yang semakin terkenal melalui acara talk show di stasiun tv abc.

Desmond di acara Good Morning America
Media NBC News juga memberitakan Desmond di jam-jam prime time.

Beberapa majalah mode juga ikut mengeksploitasi Desmond yang membuatnya semakin menjadi hal yang biasa. 

Desmond melakukan simbol All Seeing Eye di majalah Volition
Desmond berpose All Seeing Eye di majalah Blonde Magazine
Pose All Seeing Eye juga dilakukan Desmond di majalah Out Magazine.
Desmond juga menampilkan pesan All Seeing Eye di media feminis Refinery29

Refinery29 juga menampilkan video Desmond menari di lantai pola kotak-kotak hitam putih dengan mawar merah. Sebuah kombinasi simbol bermakna budak industri di dalam Project Monarch atau MK Ultra dari lukisan yang dibuat oleh Kim Noble.

Ini adalah lukisan Kim Noble, seorang yang selamat dari proyek pengendalian pikiran berbasis trauma (MK Ultra) oleh CIA. Pola papan catur di lantai menggambarkan bidak catur proyek MK Ultra sedangkan baju hitam putih dan mawar menciptakan dualistik mental dan pikiran di satu kepribadian, biasa disebut juga Dissociative Identity disorder (DID) atau Alter Ego di mana memang merupakan ultimate goal (tujuan akhir) dari proyek MK Ultra yang dijalankan oleh CIA.

Kesimpulan

Budaya LGBTQ+ sebagaimana yang dipaparkan oleh aktivis HAM yang mengatakan bahwa LGBT adalah hak asasi manusia yang patut diperjuangkan karena kelainan sexual ini bawaan sejak lahir (proses alami) adalah omong kosong. Zendaya, Schafer dan Desmond adalah salah satu contoh korban cuci otak dan eksploitasi anak dari agenda LGBTQ+ yang merusak moral generasi muda dan menyimpang dari ajaran agama. 

Selain itu dibiayainya gerakan LGBTQ+ dan LSM liberal yang membela hak-hak LGBTQ+ oleh Rockefeller Foundation dan aliansi organisasi think tank-nya, merupakan strategi intelijen mereka untuk meluluskan agenda satanic illuminati, yaitu agenda depopulasi. Untuk itu alfakir mengajak kepada pembaca untuk hati-hati akan bahayanya budaya satanisme ini.

Allah SWT berfirman dalam QS. al-Ahzab ayat 33 yang artinya:

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”

Dalam kitab Hilyah, Abu  Nu’aim meriwayatkan hadits dari Hudzaifah ra. Bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda :

“Di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki.”

“Dari Ikrimah dan Ibnu Abbas ra. berkata, bahwa Rasulullah Saw melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki.” (HR. Bukhari)

Semoga tulisan ini bermanfaat, waspada fitnah akhir zaman

Sumber : 

  1. Human Rights Campaign. Glossary of Terms
    https://www.hrc.org/resources/glossary-of-terms
  2. UNDP Kucurkan Rp 108 M Untuk Dukung LGBT di Indonesia dan 3 Negara Asia
    https://news.detik.com/internasional/d-3140618/undp-kucurkan-rp-108-m-untuk-dukung-lgbt-di-indonesia-dan-3-negara-asia
  3. Mahfud MD: LGBT Didanai Lembaga PBB UNDP
    https://kumparan.com/kumparannews/mahfud-md-lgbt-dibayai-lembaga-pbb-undp/1
  4. Angel Rabasa, Cheryl Benard, Lowell H. Schwartz dan Peter Sickle. Building Moderate Muslim Networks. 2007. p. xviii, p. 79, p. 63
    https://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/2007/RAND_MG574.pdf
  5. Idem. p. 105
  6. Rockefeller Foundation Annual Report – 1945
    https://www.rockefellerfoundation.org/wp-content/uploads/Annual-Report-1945-1.pdf
  7. The Rockefeller Foundation Announces Grants to Organizations Supporting and Defending LGBTQ Community
    https://www.rockefellerfoundation.org/news/rockefeller-foundation-announces-grants-organizations-supporting-defending-lgbtq-community/
  8. OUR GRANTS. United Nations Development Programme
    https://www.rockefellerfoundation.org/grant/united-nations-development-programme-2021-3/
  9. Drake Accused of “Grooming” Millie Bobby Brown
    https://vigilantcitizen.com/latestnews/drake-accused-of-grooming-millie-bobby-brown/
  10. D.A.R.E. Warns Parents That HBO’s EUPHORIA Glorifies Drug Abuse, Sex and Violence
    https://www.movieguide.org/news-articles/d-a-r-e-warns-parents-that-hbos-euphoria-glorifies-drug-abuse-sex-and-violence.html
  11. The Exploitation of “Drag Kid” Desmond Is Amazing
    https://vigilantcitizen.com/vigilantreport/the-exploitation-of-drag-kid-desmond-is-amazing/

Artikel Terkait

Agenda Distopia WEF di 2030, Dunia Dalam Genggaman Perusahaan Raksasa
Dendam Historis Illuminati kepada Agama Langit, Sebuah Fakta Konspirasi Menghancurkan Agama

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Penulis