Big Bang dan Mengembangnya Alam Semesta

Keajaiban Al Quran

Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli astronomi. Alasannya pada waktu itu alam semesta telah ada sejak waktu tak terbatas dan telah diterima secara umum mentah-mentah. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada momen “penciptaan”, yaitu momen ketika alam semesta dan segala isinya muncul.

Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1922, ahli fisika Rusia, Alexandra Friedman, menghasilkan perhitungan yang menunjukkan bahwa struktur alam semesta tidaklah statis dan bahwa impuls kecil pun mungkin cukup untuk menyebabkan struktur keseluruhan mengembang atau mengerut menurut Teori Relativitas Einstein. George Lemaitre adalah orang pertama yang menyadari apa arti perhitungan Friedman. Berdasarkan perhitungan ini astronomer Belgia, Lemaitre, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan bahwa ia mengembang sebagai akibat dari sesuatu yang telah memicunya. Dia juga menyatakan bahwa tingkat radiasi (rate of radiation) dapat digunakan sebagai ukuran akibat dari mengembangnya alam semesta.

Pemikiran teoritis kedua ilmuwan ini tidak menarik banyak perhatian dan barangkali akan terabaikan kalau saja tidak ditemukan bukti pengamatan baru yang mengguncangkan dunia ilmiah. Baru pada tahun 1929 astronom Amerika, Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium Mount Wilson California, membuat penemuan paling penting dalam sejarah astronomi. Ketika mengamati sejumlah bintang melalui teleskop raksasanya, dia menemukan bahwa cahaya bintang-bintang itu bergeser ke arah ujung merah spektrum, dan bahwa pergeseran itu berkaitan langsung dengan jarak bintang-bintang dari bumi.

Big Bang dan Mengembangnya Alam Semesta
Edwin Hubble menggunakan teleskop Hooker saat mengamati pergeseran merah pada suatu bintang di Observatorium Mount Wilson, pergeseran merah merupakan suatu bukti alam semesta menjauh atau mengembang

Menurut ilmu fisika, spektrum berkas cahaya yang mendekati titik observasi cenderung ke arah ungu, sementara spektrum berkas cahaya yang menjauhi titik observasi cenderung ke arah merah. (Seperti suara peluit kereta yang semakin samar ketika kereta semakin jauh dari pengamat). Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa menurut hukum ini, benda-benda luar angkasa menjauh dari kita. Tidak lama kemudian, Hubble membuat penemuan penting lagi, bintang-bintang tidak hanya menjauh dari bumi tetapi juga menjauhi satu sama lain atau dengan kata lain alam semesta “mengembang”.

Big Bang dan Mengembangnya Alam Semesta
Untuk memahami pengembangan alam semesta dapat diumpamakan dengan balon yang di tiup dan mengembang, seluruh benda angkasa pada balon tersebut menjauh satu sama lain seiring dengan mengembangnya balon

Hubble menemukan bukti pengamatan yang telah diramalkan George Lamaitre sebelumnya. Pada tahun 1915, Albert Einstein juga telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis dengan perhitungan-perhitungan berdasarkan teori relativitas yang baru ditemukannya.

Penemuan Hubble bahwa alam semesta mengembang memunculkan model lain yang menghasilkan persamaan yang sesuai dengan keinginan. Kia tau alam semesta semakin besar mengembang sejalan dengan waktu, jika mundur ke masa lalu berarti alam semesta semakin kecil, segala sesuatunya akan mengerut dan bertemu pada satu titik. Kesimpulan adalah semua materi sebelum alam semesta mengembang berada dalam massa satu titik yang mempunyai “volume nol”. Alam semesta kita muncul dari hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan “BIG BANG” dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti pengamatan.

Big Bang dan Mengembangnya Alam Semesta
14 Miliar tahun yang lalu terjadi Big Bang, sejalan dengan waktu alam semesta terus mengembang sampai sekarang

Jika alam semesta terbentuk dalam sebuah ledakan besar yang tiba-tiba, maka harus ada sejumlah tertentu radiasi yang ditinggalkan dari ledakan tersebut. Radiasi ini harus bisa dideteksi, dan lebih jauh, harus sama di seluruh alam semesta.

Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan sebentuk radiasi yang selama ini tidak teramati. Disebut “radiasi latar belakang kosmik”, radiasi ini tidak seperti apa pun yang berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi, juga tidak mempunyai sumber tertentu, radiasi ini malah tersebar merata di seluruh jagat raya. Segera disadari bahwa radiasi ini adalah gema Big Bang yang masih menggema balik sejak momen pertama ledakan besar tersebut. Gamov telah mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir mempunyai nilai yang sama dengan yang telah diperkirakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.

Big Bang dan Mengembangnya Alam Semesta
Penzias dan Wilson mendapat hadiah Nobel berkat penemuan radiasi Big Bang menggunakan teleskop radio

 Pada tahun 1989, George Smoot dan tim NASA-nya meluncurkan sebuah satelit ke luar angkasa. Sebuah instrumen sensitif yang disebut “Cosmic Background Emission Explorer” (COBE), di dalam satelit itu hanya memerlukan delapan menit untuk mendeteksi dan menegaskan tingkat radiasi yang dilaporkan Penzias dan Wilson. Hasil ini secara pasti menunjukkan keberadaan bentuk rapat dan panas sisa dari ledakan yang menghasilkan alam semesta. Kebanyakan ilmuwan mengakui bahwa COBE telah berhasil menangkap sisa-sisa Big Bang.

Dihadapkan pada bukti seperti itu, Big Bang memperoleh persetujuan dunia ilmiah sampai saat ini. Dalam sebuah artikel edisi Oktober 1994, Scientific American menyatakan bahwa model asal muasal alam semesta Big Bang, adalah satu-satunya yang dapat menjelaskan pengembangan terus menerus alam semesta dan hasil-hasil pengamatan lainnya.

Big Bang dan Mengembangnya Alam Semesta
Radiasi Latar Belakang Kosmik atau energi gelombang mikro yang di dapat satelit COBE, membuktikan radiasi yang terjadi saat Big Bang 14 miliar tahun lalu

Keajaiban Penciptaan Alam Semesta

1400 tahun lalu ternyata Al Quran telah memaparkan bahwa alam semesta mengembang.

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar meluaskannya.”
(QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)

 Selain itu aspek penting lain yang diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan modern Big Bang adalah bahwa ketika diciptakan, alam semesta menempati volume yang sangat kecil:

 “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
(QS. Al Anbiyaa’, 21: 30)

 

Semoga bermanfaat

Sumber :

http://harunyahya.com

Tags: , , , , , , ,

Artikel Terkait

Bagaimanakah Cara Alam Semesta Berakhir (Kiamat)?
Proses Terjadinya Petir

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Penulis