Hampir semua peristiwa penghancuran yang diceritakan dalam Al Quran “dapat diamati” dan “dapat dikenali” berkat berbagai penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini terhadap arsip serta temuan-temuan arkeologis. Dalam penelitian ini kita akan berhubungan dengan jejak-jejak sisa peninggalan dari beberapa peristiwa penghancuran yang disebutkan dalam Al Quran.
Berikut adalah penelitian-penelitian yang membenarkan peristiwa dari sisa-sisa peninggalan kaum terdahulu dalam Al Qur’an.
Kaum Nabi Nuh as.
Daratan Mesopotamia diduga kuat sebagai lokasi Banjir Nuh. Di sini terdapat peradaban tertua yang dikenal sejarah. Karena berada di antara sungai Tigris dan Eufrat, secara geografis tempat ini sangat memungkinkan terjadinya sebuah banjir besar. Di antara faktor penyebab terjadinya banjir besar kemungkinan karena kedua sungai ini meluap dan membanjiri wilayah tersebut. Alasan kedua, daerah tersebut diduga kuat sebagai tempat terjadinya banjir bersifat historis. Dalam catatan sejarah berbagai peradaban manusia di wilayah tersebut, banyak dokumen yang ditemukan merujuk pada sebuah banjir yang terjadi dalam periode yang sama. Lebih penting lagi bagi kita adalah temuan-temuan arkeologis. Temuan-temuan tersebut membenarkan terjadinya sebuah banjir besar di wilayah ini. Kota-kota tersebut adalah kota-kota penting di Mesopotamia; Ur, Erech, Kish, dan Shuruppak.
Penggalian yang dilakukan oleh seorang arkeolog Sir Leonard Woolley di dataran Mesopotamia mengungkapkan adanya lapisan lumpur tanah liat setebal 2,5 m jauh di dalam bumi. Lapisan lumpur-tanah liat ini kemungkinan besar terbentuk oleh massa tanah liat yang terbawa oleh air bah dan, dari seluruh dunia, hanya terdapat di bawah dataran Mesopotamia. Penemuan ini menjadi bagian bukti penting bahwa Banjir tersebut hanya terjadi di dataran Mesopotamia.
Bukti penggalian yang dilakukan Woolley dipaparkan oleh seorang arkeolog Jerman, Werner Keller, dalam bukunya The Bible as History: a Confirmation of the Book of Books.1 Bukti berikutnya ialah penemuan perahu Nabi Nuh di atas Gunung Agri atau Ararat di Turki. Lebih detailnya kalian bisa melihat artikel saya yang bejudul Perahu Nabi Nuh as. Ditemukan!.
Kaum Nabi Ibrahim as. dan Nabi Luth as.
Nabi Ibrahim menyampaikan risalah Allah kepada umatnya yang menyembah berhala, dan mengingatkan mereka agar takut kepada Allah. Kaum Ibrahim tidak mendengarkan peringatan itu, bahkan menentangnya. Ketika penindasan kaumnya meningkat, Ibrahim terpaksa menyingkir bersama istrinya, bersama juga Nabi Luth dan beberapa orang pengikutnya, karena Nabi Ibrahim dan Nabi Luth hidup berdekatan dan sezaman.Nabi Luth diutus sebagai rasul atas salah satu kaum tetangga Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diutarakan oleh Al Qur’an, mempraktikkan perilaku menyimpang yang belum dikenal dunia saat itu, yaitu sodomi.
Nabi Luth diselamatkan bersama para pengikut dan keluarganya, kecuali istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama, ia (Luth) berimigrasi bersama Ibrahim. Akan halnya kaum yang sesat itu, mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan dengan tanah.Allah mengirimkan dua malaikat dalam wujud manusia. Kedua malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum mendatangi Luth. Di samping membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa istrinya akan melahirkan seorang bayi, kedua utusan itu menjelaskan alasan pengiriman mereka bahwa Kaum Luth yang akan dihancurkan:
(QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 31-34)
Inilah kutipan penemuan ahli arkeologi Jerman yang bernama Werner Keller yang membenarkan kejadian dalam Al Qur’an tersebut:
Bersama dengan dasar dari retakan yang sangat lebar ini, yang persis melewati daerah ini, Lembah Siddim, termasuk Sodom dan Gomorrah, dalam satu hari terjerumus ke kedalaman. Kehancuran mereka terjadi melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang mungkin disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas alam serta lautan api.2
Malahan, Danau Luth, atau yang lebih dikenal dengan Laut Mati, terletak tepat di puncak suatu kawasan seismik aktif, yaitu daerah gempa bumi.
Dasar dari Laut Mati berdekatan dengan runtuhan yang berasal dari peristiwa tektonik. Lembah ini terletak pada sebuah tegangan yang merentang antara Danau Taberiya di Utara dan tengah-tengah Danau Arabah di Selatan.3
Pergeseran patahan membangkitkan tenaga vulkanik yang telah tertidur lama sepanjang patahan. Di lembah yang tinggi di Jordania dekat Bashan masih terdapat kawah yang menjulang dari gunung api yang sudah mati; bentangan lava yang luas dan lapisan basal yang dalam telah terdeposit pada permukaan batu kapur.4
“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).”
(QS. Al Hijr, 15: 73-76)
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.”
(QS. Huud, 11: 82-83)
Itulah beberapa sisa-sisa peninggalan kaum nabi-nabi terdahulu yang telah ditemukan dari review yang saya ringkas dalam buku Negeri-negeri yang Musnah karya harun yahya. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita. Dilain kesempatan saya akan melanjutkan postingan serupa dengan kaum-kaum nabi lainnya yang dimusnahkan karena menolak risalah yang diajaran para Nabi-nabi mereka.
Semoga bermanfaat 🙂
Sumber :
http://id.harunyahya.com dalam bukunya Negeri-negeri yang Musnah.
____________________
- Werner Keller, Und die Bibel hat doch recht (The Bible as History; a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1964, pp. 25- 29
- Werner Keller, Und die Bibel hat doch recht (The Bible as History; a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1956.
- “Le Monde de la Bible”, Archeologie et Histoire, Temmuz-Ağustos 1993.
- Werner Keller, Und die Bibel hat doch recht (The Bible as History; a Confirmation of the Book of Books), New York: William Morrow, 1956.